Otopips Related Ads
Related Articles
Jadi pada intinya analisis teknikal merupakan analisis terhadap pola pergerakan harga di masa lampau dengan tujuan untuk meramalkan pergerakan harga di masa yang akan datang. Analisis teknikal ini sering juga disebut dengan chartist karena para analisisnya melakukan studi dengan menggunakan grafik (chart), dimana mereka berharap dapat menemukan suatu pola pergerakan harga sehingga mereka dapat mengeksploitasinya untuk mendapatkan keuntungan.
Dalam analisis teknikal, memprediksikan pergerakan harga forex sama seperti memprediksi pergerakan harga komoditi karena para analis hanya melihat faktor grafik dan volume transaksi saja.
PRINSIP DASAR ANALISIS TEKNIKAL
1. Market Price Discounts Everything
Yaitu segala kejadian-kejadian yang dapat mengakibatkan gejolak pada bursa valas secara keseluruhan atau harga mata uang suatu negara seperti faktor ekonomi,
politik fundamental dan termasuk juga kejadian-kejadian yang tidak dapat diprediksi sebelumnya seperti adanya peperangan, gempa bumi dan lain sebagainya akan tercermin pada harga pasar.
2. Price Moves in Trend
Yaitu harga valuta asing akan tetap bergerak dalam satu trend. Harga mulai bergerak ke satu arah, turun atau naik. Trend ini akan berkelanjutan sampai pergerakan harga melambat dan memberikan peringatan sebelum berbalik dan bergerak ke arah yang berlawanan.
3. History Repeats It Self
Karena analisis teknikal juga menggambarkan faktor psikologis para pelaku pasar, maka pergerakan historis dapat dijadikan acuan untuk memprediksi pergerakan harga di masa yang akan datang. Pola historis ini dapat terlihat dari waktu ke waktu di grafik. Pola-pola ini mempunyai makna yang dapat diinterprestasikan untuk memprediksi pergerakan harga.
Beberapa istilah yang sering menjadi titik perhatian dalam trading adalah:
Support & Resistance
Adalah tingkat ketahanan harga yang bergerak antara bullish (uptrend) dan bearish (downtrend). Bullish mendorong harga-harga naik, dan bearish menurunkannya. Penunjuk harga pada dasarnya bergerak menunjukkan sampai seberapa jauh harga bergerak naik atau turun.
Support and Resistance Levels
Support adalah tingkat tahanan harga dibawah harga pasar saat itu, dimana buying interest seharusnya bisa menguasai tekanan penjualan dan mempertahankan harga agar tidak jatuh.
Resistance adalah tingkat tahanan harga diatas harga pasar saat itu, dimana tekanan penjualan seharusnya cukup kuat untuk menguasai tekanan pembelian dan mempertahankan agar tdak terlalu tinggi.
Ketika investor mengharapkan perubahan, seringkali mereka lakukan dengan tiba-tiba. Catatan: breakout diatas level resistance disertai dengan peningkatan yang signifikan di volume tersebut.
Perkembangan level support dan resistance kemungkinan merupakan kejadian yang paling nyata dan terukur di chart harga. Penetrasi level support/resistance bisa dipicu oleh perubahan fundamental diatas atau dibawah ekspektasi investor (contohnya: perubahan pendapatan, manajemen, kompetisi dll.) atau oleh self-fullfilling prophecy (investor melakukan pembelian saat harga naik). Penyebabnya tidak sesignifikan seperti efek new expectations yang menuntun pada level harga baru
Supply and demand
Tidak ada yang misterius mengenai support dan resistance: merupakan supply dan demand klasik. Mengingat kembali class ‘Econ 101′, garis supply/demand menunjukkan bahwa supply dan demand akan berada pada harga yang diberikan
Garis supply menunjukkan quantity (seperti: jumlah saham) dimana penjual akan melakukan aksi pada harga yang diberikan. Ketika harga naik, quantity penjual juga meningkat saat itu sehingga banyak investor ingin menjual pada harga tertinggi tersebut. Garis demand menunjukkan jumlah saham dimana pembeli ingin membeli pada harga yang diberikan. Ketika harga naik, quantity pembeli menurun saat itu sehingga sedikit investor yang mau membeli pada harga yang tinggi
Pada harga yang diberikan, chart supply/demand menunjukkan berapa banyak pembeli dan penjual. Di pasar terbuka, garis ini secara berkala berubah-ubah. Ekspektasi investor dapat berubah dan juga harga yang ditunjukkan antara pembeli dan penjual masuk akal. Breakout diatas level resistance merupakan bukti upward shift pada garis permintaan dimana lebih banyak pembeli ingin membeli pada harga tinggi. Sama dengan kegagalan support level menunjukkan bahwa garis supply telah berubah downward
Fondasi dari perangkat technical analis berdasarkan konsep supply/demand. Chart harga-harga untuk instrument financial memberikan kita penglihatan yang lebih terhadap kegiatan ini.
Traders’ remorse
Mengikuti penetrasi level support/resistance, sangat umum bagi trader untuk mempertanyakan level harga terbaru. Contohnya, setelah breakout diatas resistance level, pembeli dan penjual bisa mempertanyakan validitas harga baru dan memutuskan menjual. Hal ini menciptakan fenomena yang disebut “traders remorse” dimana harga-harga kembali ke level support/resistance mengikuti breakout harga.
Price action karena periode remorse adalah krusial. 1 dari 2 hal bisa terjadi. Apakah itu consensus dari ekspektasi dimana harga baru tidak bisa dijamin , dalam hal ini harga-harga akan bergerak mundur ke level sebelumnya; atau investor akan menerima harga baru, dalam hal ini harga-harga akan terus bergerak searah penetrasi. Jika mengikuti trader’s remorse, consensus ekspektasi terhadap harga terbaru yang lebih tinggi tidak dijamin, “bull trap” (atau false breakout) klasik tercipta.
Sentiment yang sama menciptakan bear trap. Harga-harga jatuh dibawah level support sangat lama agar downtrend berkurang (atau sell short) dan kemudian bounce back diatas level support meninggalkan downtrend.
Cara yang paling baik untuk quantify ekspektasi mengikuti breakout adalah dengan mengasosiasikan volume dengan breakout harga. Jika harga-harga menembus level support/resistance dengan peningkatan yang besar pada volume dan periode trader’ remors relative low volume, hal ini menunjukkan ekspektasi baru akan terjadi (minoritas investor akan salah bertindak).
Sebaliknya, jika breakout pada volume moderat dan periode “remorseful” sedang dalam level peningkatan, hal ini menunjukkan sedikit sekali ekspektasi investor berubah dan kembali ke ekspektasi aslinya. Resistance menjadi support. Ketika level resistance berhasil ditembus, levelnya berubah menjadi level support.
Resistance becomes support
Satu dari dua hal yang akan terjadi ketika harga instrument financial mendekati level support/resistance. Di satu sisi, hal tersebut dapat bereaksi sebagai reversal point. Dengan kata lain, ketika harga saham jatuh ke level support, harga akan naik kembali. Sementara di sisi lain level support/resistance akan bergerak balik saat penetrasi.
Contohnya, ketika harga pasar jatuh dibawah level support, level support sebelumnya akan menjadi level resistance sementara pasar kemudian kembali ke level sebelumnya
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar